Friday 21 August 2015

Pembelajaran dengan Gangguan Komunikasi



Pembelajaran dengan Gangguan Komunikasi



Defenisi

Gangguan komunikasi mengganggu kemampuan untuk mengirimkan atau menerima ide, fakta, perasaan, dan keinginan dan mungkin yang terlibat dalam bahasa, berbicara atau keduanya, meliputi pendengaran, mendengarkan, membaca, atau menulis. Bahasa adalah komunikasi dari suatu ide yang dikirimkan dan diterima oleh mereka, selanjutnya mengubah sistem dari simbol-simbol yang digunakan berdasarkan aturan yang berlaku.

Gangguan berbicara adalah gangguan dalam produksi dan penggunaan bahasa lisan. Gangguan bahasa meliputi masalah-masalah dalam pemahaman dan pengungkapan.

Identifikasi dan Karakteristik
Yang termasuk ke dalam variasi komunikasi, yaitu:

A. GANGGUAN BAHASA
Gangguan komunikasi tidak dapat dimengerti tanpa pengetahuan dari perkembangan bahasa yang normal. Jadi, sebelum mendiskusikan gangguan bahasa dan berbicara, kita akan mendeskripsikan tentang perkembangan bahasa yang normal.

Tidak ada orang yang tahu persis bagaimana anak belajar bebahasa, tetapi kita tahu bahwa perkembangan bahasa secara umum berkaitan dengan pematangan fisik, perkembagan kognitif, dan sosialisasi. Nelson (1998) mendiskusikan 6 teori dari bahasa yang dapat didominasi sebagai pembelajaran berkomunikasi. 6 teori tersebut adalah sebagai berikut:

· Belajar berbahasa tergantung dari perkembangan otak dan juga fungsi kerja otak. Gangguan bahasa terkadang merupakan hasil dari ketidakfungsian otak.

· Belajar berbahasa dipengaruhi oleh konsekuensi dari kebiasaan berbahasa. Gangguan bahasa dapat menyebabkan pembelajaran yang tidak tepat.

· Bahasa dapat dianalisa sebagai pemasukan dan pengeluaran yang dikaitkan dengan cara pemrosesan informasi. Kesalahan dalam pemrosesan mungkin merupakan alasan bagi beberapa gangguan bahasa.

· Bahasa diperoleh dari proses biologi yang berisi aturan yang memerintah bentuk, isi, dan penggunaan bahasa. Gangguan bahasa juga mengakibatkan kesalahan memperoleh atau memakai aturan yang mengatur berbagai aspek dari bahasa, dan gangguan ini mungkin dapat mengatasi dan membantu individu mempelajari berbagai aturan tersebut.

· Bahasa adalah satu dari banyak kemampuan kognitif. Gangguan bahasa menggambarkan masalah dasar dalam berpikir dan belajar, dan terkadang gangguan ini menunjukkan secara efekif dari berbagai kemampuan pengajaran kognitif yang spesifik. 

· Bahasa timbul dari kebutuhan untuk berkomunikasi di dalam interaksi sosial. Gangguan bahasa merupakan kerusakan dalam kemampuan yang berhubungan secara efektif dengan suatu lingkungan, dan lingkungan asli terkadang dapat dirancang untuk mengajarkan dan mendukung interaksi yang lebih efektif.

Semua teori diatas berisi unsur kebenaran yang ilmiah, tetapi tak satupun yang dapat menjelaskan tentang perkembangan dan gangguan bahasa secara lengkap. masing-masing dari teori tersebut memiliki manfaat dan kerugian untuk menilai gangguan bahasa dan memikirkan interfensi yang efekif.

Gangguan berbahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi utama. Yang pertama yaitu wewenang (tipe) dan etimologi (penyebab). Cara lain dari mengklasifikasikan ganguan berbicara adalah berdasarkan dari dugaan penyebab atau hubungan kondisi. Pengklasifikasian oleh penyebab memberikan dua tipe, yaitu primary dan secondary.

1. Gangguan bahasa utama primer
Gangguan bahasa tertentu merujuk pada gangguan bahasa yang penyebabnya tidak dapat di identifikasi; itu adalah variasi akuisisi pada bahasa yang tidak terduga dan tidak dapat di jelaskan. Gangguan ini menyebabkan terbatasnya kemampuan bahasa yang besar dan bukan dikarenakan cacat intelektual, masalah persepsi yang menandakan gangguan dalam belajar bahasa, masalah pendengaran dan lain-lain. Seringnya gangguan ini melibatkan beberapa aspek bahasa. Masalah akademis khususnya dalam membaca dan menulis adalah hal yang umum pada anak dengan gangguan tersebut.

Keterlambatan dini dalam berbicara merujuk pada keterlambatan anak dalam berbicara yang signifikan. Contohnya seorang anak tidak mempunyai kosakata yang melebihi 50 kata atau hanya menggunakan 2 kata dalam setiap ucapannya pada umur 2 tahun, dan kemampuan anak itu tidak akan tumbuh. Sekitar stengah dari anak yang perkembangan bahasanya mengalami keterlambatan pada umur 2 tahun akan mengejar keterlambatan perkembangannya dengan anak umur sebayanya, tetapi setengahnya lagi tidak bias mengejar dan akan terus mengalami masalah bahasa selama tahun sekolahnya.

Penurunan kemampuan berbahasa berdasarkan membaca melibatkan masalah membaca yang berdasarkan gangguan bahasa. Gangguan ini tidak bisa di deteksi sampai anak belajar bagaimana caranya membaca. Anak-anak yang mengalami penurunan bahasa di masa prasekolahnya akan mempunyai masalah membaca yang jelas pada saat mereka kelas dua.

2. Gangguan bahasa sekunder
Literature tentang gangguan bahasa sering mencakup diskusi tentang gangguan komunikasi tertentu individu dengan cacat kondisi lainnya seperti cacat intelektual atau gangguan spekstrum autisme.

Gangguan emosi dan perilaku dapat berkisar dari anti social atau penarikan diri dari sosial ke tingkah laku agresi yang berat. Anak-anak muda yang mempunyai gangguan bahasa bisa saja memiliki kesulitan khusus dengan mengembangkan kemampuan interaksi social mereka karena mereka tidak dapat memahami keadaan social dengan benar dan memiliki kesulitan dalam mengekspresikan dirinya sendiri. Gangguan bahasa pun dapat membatasi interaksi sosial seseorang dengan teman sebayanya.

B. GANGGUAN BERBICARA
Gangguan bicara adalah gangguan yang sangat heterogen karena banyak tipe-tipenya, tingkatan dan kombinasi yang ada. Gangguan berbicara menimbulkan berbagai tantangan dengan kemampuan komunikasi anak-anak sekolah. Kami menyediakan penjelasan singkat tentang gangguan utama yang mempengaruhi omongan anak umur sekolah. Gangguan berbicara seringnya di rawat oleh ahli patologi.

Gangguan Fonologis
Gangguan fonologis terjadi pada anak yang umurnya lebih muda daripada 9 tahun. Gangguan ini tidak termasuk pada perkembangan anak muda dalam ketidakbisaan anak untuk mengucapkan kata-kata dengan benar pada umumnya. Penyebab gangguan ini biasanya tidak diketahui, tetapi karena beberapa sebab anak dengan gangguan fonologis tidak mengerti peraturan untuk melafalkan kata-kata dengan bahasa mereka.

Gangguan fonologi sulit dibedakan secara konseptual dari gangguan artikulasi. Anak-anak dengan gangguan artikulasi hanya mengalami kesulitan memproduksi suara dengan benar. Sebaliknya anak-anak dengan gangguan fonologi terlihat memiliki representasi dalam miskin bahasa.

Fonologi adalah hal yang penting dalam literature. Kesadaran fonologi adalah pemahaman tentang struktur bunyi bahasa; hal itu mencakup kemampuan untuk menyatukan suara menjadi kata-kata, kata-kata segmen menjadi suara, dan sebaliknuya memanipulasi suara bahasa lisan. Tanpanya seorang siswa tidak dapat memahami prinsip alphabet.

Gangguan Artikulasi
Gangguan artikulasi melibatkatkan kesalahan dalam memproduksi suara. Masalahnya bukan bukan berdasarkan masalah fonologi melainkan gangguan dimana individu menghilangkan, mengubah atau menambah suara saat berbicara.

Kapan kesalahan dalam artikulasi dinyatakan sebagai gangguan ? Itu tergantung dokter yang menangananinya, yang di penilaian dokter tersebut dipengaruhi oleh pengalaman dokter, berapa kali kesalahan terjadi dan tipe-tipe kesalahannya, konsistensi kesalahannya, karakteristik usia dan perkembangan individu dan kejelasan berbicara seseorang.

Anak-anak sering membuat kesalahan dalam suara bicaranya pada saat mereka belajar untuk berbicara. Banyak anak-anak tidak belajar untuk menghasil suara bicara yang benar sampai mereka berusia 8 atau 9 tahun. Anak-anak sering membuat kesalahan tersebut hingga mereka masuk sekolah.

Kurangnya kemampuan untuk mengartikulasi suara pada saat mereka berbicara dengan benar bisa disebabkan oleh faktor biologi. Sebagai contoh, kerusakan pada otak atau kerusakan pada syaraf yang mengontrol otot yang digunakan pada saat berbicara dapat membuat seorang sulit atau tidak mungkin untuk mengartikulasi suara.

Kebanyakan sekolah menyaring semua murid baru yang mempunyai masalah dalam berbicara dan bahasa dan dalam kebanyakan kasus seorang anak yang masih membuat banyak kesalahan artikulasi di kelas tiga atau empat akan dirujuk untuk di evaluasi.

Gangguan Suara
Suara orang-orang yang dianggap memiliki pola titinada, kenyaringan, dan kualitas. perubahan pola titinada dan kenyaringan merupakan bagian dari pola tekanan berbicara. Kualitas vokal terkait tidak hanya untuk produksi suara bicara, tetapi juga pada aspek non linguistik berbicara. Gangguan suara meskipun sulit untuk dijelaskan dengan tepat, karakteristik dari pola titinada, kenyaringan, dan/atau kualitas yang kasar laring; dapat menghambat komunikasi; atau perbedaan yang sangat mencolok dari kebiasaan bagi orang-orang dari usia tertentu, seks, dan latar belakang budaya.

Gangguan suara dapat hasil dari berbagai penyebab dan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama termasuk gangguan fungsional, gangguan organik, dan gangguan neurologis. Salah dalam mengguanakan suara pun dapat mempengaruhi kualitas suara yang di produksi. Gangguan yang disebabkan oleh salah dalam menggunakan suara dapat merusak jaringan laring begitu juga dengan merokok atau menghirup zat yang mengiritasi pita suara. Seseorang yang memiliki masalah kejiawaan yang mengakibatkan hilangnya suara secara utuh (aphonia) atau kelainan suara berat. Gangguan suara pun dapat juga berakibat dari gangguan fisik rongga mulut atau kerusakan pada otak dan syaraf yang megontrol rongga mulut.

Gangguan Kelancaran
Kemampuan berbicara dikarakteristikan oleh beberapa gangguan dalam aliran berbicara. Terutama ketika seseorang anak belajar untuk berbicara, kita dapat menyebutnya pengaruh normal. Tipe yang paling sering dari gangguan kelancaran adalah bicara gagap. Gagap berbeda dari pengaruh yang normal dalam kedua penilaian dan tipe dari ketidaklancaran. Anak-anak yang gagap dihasilkan ketidaklancaran pada sebuah tingkat yang lebih baik dari anak yang tidak gagap. Ketidaklancaran termasuk bagian dari pengulangan kata (“A-aku ma-ma-mau…”), pemanjangan suara (“Itu adalah ruuuumaaahku…”), dan suara yang tertahan (“Namaku M#ike…”). Gagap hanya dapat muncul dari kedua hubungan perilaku yang diniatkan untuk menghindari atau menghilangkan ketidaklancaran, seperti gerak isyarat, anggukan kepala, dan kedipan mata.

Seorang anak yang gagap harus dievaluasi dengan ilmu berbicara. Diagnosa dini sangat penting untuk menghindari perkembangan gagap kronis.

Gangguan Kemampuan Berbicara
Gangguan ini mungkin melibatkan pengaturan volume berbicara (dysarthria), atau merencanakan dan mengoordinasikan bahasa (apraxia).

Dysarthria. Kesulitan berbicara mungkin terjadi karena pada individu tidak dapat mangatur otot pernapasan, laring, kerongkongan, lidah, rahang, ataupun bibir. Dysarthria dikarakteristikan oleh keterlambatan, kesulitan, dan ketidaktepatan berbicara.

Apraxia. Apraxia dikarakteristikan oleh gangguan kemampuan menata untuk mengungkapkan apa yang ingin dia katakan.

Edukasi
Sudah banyak anak dengan kebutuhan khusus apapun masuk ke dalam kelas umum. Ini berarti semua guru harus sadar bagaimana mereka bisa mengatasi masalah bahasa di dalam kelas. Guru juga harus sadar bagaimana cara mengatasi antara anak yang normal dengan anak berkebutuhan khusus. Guru harus memahami anak berkebutuhan khusus seperti mendengarkan, berempati sesuai kebutuhan anak tersebut.

Memfasilitasi Penggunaan Sosial Bahasa
Kelas menawarkan banyak kemungkinan untuk pembelajaran bahasa. Kelas ini harus menjadi tempat dimana kesempatan yang ada berkelanjutan untuk murid-murid dan para guru menggunakan bahasa dan memperoleh umpan baliknya.

Para guru membutuhkan asisten spesialis berbicara-berbahasa dalam menilai kecacatan berbahasa para murid dan dalam merancang intervensi. Belajar bagaimana menjadi jelas, berhubungan, dan informatif, serta bagaimana caranya mendapatkan perhatian dari pendengar bukan hanya untuk pelajar yang mengalami gangguan bahasa tetapi juga untuk para guru.

Cara Tanya-jawab
Satu contoh cara dari peran seorang guru dalam menangani anak berkebutuhan khusus adalah dengan bertanya. Guru harus sering menanyakan dalam ruangan tersebut untuk mengidentifikasi kelemahan mereka. Guru dapat menggunakan strategi Tanya-jawab untuk membantu murid berpikir untuk menyelesaikan masalah mereka. Ketika murid gagal untuk menjawab pertanyaan yang sulit karena informasi dan kemampuan mereka yang terbatas, guru harus memformulasikan lagi masalahnya menjadi lebih ringan.

No comments:

Post a Comment