Friday 21 August 2015

PHONOLOGY & MORPHOLOGY

PHONOLOGY & MORPHOLOGY
Phonology
      Phonology adalah sistem bunyi dari bahasa, termasuk ke dalamnya adalah bunyi yang biasa digunakan dan bagaimana suara tersebut dikombinasikan. Phonology memberikan dasar untuk membuat susunan kata yang besar dan dapat dikembangkan dari dua atau tiga lusin fonem. Fonem adalah unit dasar bunyi dalam bahasa dan merupakan unit terkecil bunyi yang memengaruhi makna.
Contoh: terdapat nya perbedaan bunyi diantara kata-kata berikut
1.      Meja
2.      Kursi
3.      Intan
4.      Perak

Morphology
      Mengacu pada unit makna yang terlibat dalam pembentukan kata. Sebuah morfem adalah unit minimal makna yang merupakan kata-kata atau bagian kata yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang bermakna. Morfem memiliki banyak pekerjaan dalam tata bahasa, seperti marking tense dan jumlah.
Contoh: terdapatnya bentuk kata pada kata-kata berikut
1.      Bu-ku
2.      Pen-sil
3.      Me-nu-lis
4.      Me-na-ri


Kosakata
Pada usia tiga tahun seorang anak dapat menggunakan 90-100 kata dan mengucapkan 12000 setiap hari. Pada usia 6 tahun, seorang anak biasanya telah berbicara dengan 2.600 kata dan memahami lebih dari 20.000 kata (Owens, 1996). Anak juga telah mempelajari sekitar 9 kata baru setiap hari sejak berusia satu setengah tahun (M.L. Rice, 1982). Dengan bantuan sekolah formal, kosakata anak yang pasif dan reseptif (kata yang dapat dimengerti olehnya) akan tuimbuh empat kali lipat-sampai 80.000 kata- pada saat ia memasuki sekolah menengah umum (Owens, 1996).
      Bagaimana seorang anak dapat mengembangkan kosakata mereka demikian cepatnya? Tampakanya mereka melakukan hal tersebut dengan pemetaan kilat (fast mapping), yang menungkinakan mereka menyerap makna dari kosakata baru setelah satu atau dua kali mendengarnya dalam percakapan. Dari konteks, seorang anak tampaknya membentuk hipotesis kilat tentang makna dari kata yang didengarnya dan menyimpan makna tersebut dalam ingatan. Para pakar bahasa tidak begitu yakin bagaimana pemetaan kilat tersebut bekerja, akan tetapi anak-anak mengambil kesimpulan dari apa yang mereka ketahui dari aturan memebentuk kata, tentang kata yang mirip, tentang kontek negara, dan tentang subjek yang sedang dibicarakan.
      Perkembangan teori tentang jiwa-peningkatan kemampuan untuk menduga kondisi mental yang lain- tampaknya memainkan peran dalam pembelajaran kosa kata. Dalam sebuah studi, seorang anak prasekolah mempelajari kata “omong kosong” lebih cepat dari seseorang yang yakin akan makmna tersebut ketimabang dari orang yang tidak yakin akan maknaya (Sabbagh & Baldwin, 2001). Nama objek (kata benda) tampaknya lebih mudah dipetakan ketimbang nama tindakan (kata kerja), yang konkretivitasnya lebih rendah. Akan tetapi, sebuah eksperimen menunjukkan anak dibawah usia tiga tahun dapat dengan cepata memetakan kata kerja baru dan mengaplikasikannya kepada situasi dimana tindakan yang sama sedang dilakukan (Golinkof, Jack Quet, Hirsh-Pasek, dan Nanda Kumar, 1996).
      Banyak anak usia tiga tahun tampak mampu mengungkapkan kata seperti “doggie”, merujuk kepada objek atau tindakan yang sama (Savage & Au, 1996). Mereka juga mengetahui bahwa lebih dari satu kata sifat (adjective)  dapat digunakan untuk satu objek

(‘Fido berbintik dan berbulu lembut) dan bahwa kata sifat dapat dikombinasikan dengan proper name (‘Fido pintar) (Hall & Graham, 1999).
      Cara anak mengkombinasikan huruf menjadi kata dan kata menjadi kalimat, berkembang menjadi semakin rumit sepanjang masa kanak-kanak awal (Owens, 1996). Pada usia tiga tahun anak biasanya mulai menggunakan kata jamak, kata milik (possesive), dan kalimat lampau (past tense), serta mengenal perbedaan antar saya, kamu, dan kita. Walaupun demikian, kalimat yang mereka miliki secara umum pendek dan sederhana bahakan seringkali meninggalkan kata kecil seperti “a” dan “the” (artikel), tetapi telah mencakup kata ganti, kata sifat, dan preposisi. Sebagian besar kaliamat mereke bersifat deklaratif  “Kitty ingin susu”, akan tetapi mereka dapat melontarka-dan menjawab- pertanyaan apa dan dimana. Kata tanya mengapa dan dimana lebih serap mereka serap.
Kosa kata masa kanak-kanak
Kosa Kata Umum
v  Kata Benda
Kata yang pertama digunakan oleh anak adalah kata benda, umumnya yang bersuku kata satu yang diambil dari bunyi celoteh yang disenangi.
v  Kata Kerja
Setelah anak mempelajari kosa kata yang cukup untuk meyebutkan nama orang dan benda yang bersangkutan, mereka mulai mempelajari kata-kata baru, khusunya yang melukiskan tindakan seperti: “beri”, “ambil”, “pegang”.
v  Kata Sifat
Kata sifat muncul dalam kosa kata anak yang berumur satu setengah tahun. Pada mulanya kata sifat yang paling sering digunakan: “baik”, “buruk”, “nakal”, “bagus”, “panas”, “dingin”. Pada prinsipnya, kata-kata tersebut digunakan pada orang, makanan, dan minuman.
v  Kata Keterangan
Kata keterangan digunakan pada umur yang sama untuk kata sifat. Kata keterangan yang muncul dalam kosa kata anak pada umumnya adalah disini dan dimana.
v  Kata Perangkai dan Kata Ganti
Ini muncul paling akhir karena paling sulit digunakan. Misalnya, anak bingung kapan menggunakan ku dan nya, kami dan mereka.
Kosa Kata Khusus
v  Kosa Kata Warna
Sebagaian besar anak mengetahui warna dasar pada usia empat tahun. Mereka akan mempelajari beberapa warna lainnya tergantung kesempatan belajar dan minta mereka terhadap warna.
v  Jumlah Kosa Kata
Dalam skala intelegensi Stanford Binet, anak yang berusia lima tahun diharapkan dapat menghitung tiga objek, dan pada usia enam tahun diharapkan cukup baik memahami kata “tiga”, “sembilan”, “lima”, “sepuluh”, dan “tujuh” untuk menghitung jumlah biji.
v  Kosa Kata Waktu
Biasanya anak yang berusia enam atau tujuh tahun mengetahui arti: pagi, siang, malam, musim panas, dan musim hujan.
v  Kosa Kata Uang
Anak yang berumur empat atau lima tahun mulai menamai mata uang logam sesuai dengan ukuran dan warnaya.
v   Kosa Kata Ucapan Populer
Kebanyakan anak yang berusia empat sampai delapan tahun, khususnya nak laki-laki menggunakan emosi dan kebersamaannya dengan kelompok sebaya.
v  Kosa Kata Sumpah
Sumpah, terutama oleh anak laki-laki digunakan mulai pada usia sekolah untuk menyatakan bahwa ia sudah besar, menyadari perasaan rendah dirinya, menegaskan kejantanannya, dan menarik perhatian.
v  Kosa kata Rahasia
Bahasa ini paling banyak digunakan oleh anak perempuan setelah berusia enam tahun untuk berkomunikasi dengan teman mereka. Bentuknya mungkin lisan (dikenal sebagai bahasa inggris pasaran, karena hal itu merupakan penyimpangan dari bahasa inggris), tertulis (simbol), atau kinetik (isyarat).


                                                        Daftar Pustaka

Hurlock, E. B. (2002). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Papalia, D. E. (2008). Human Development. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
John W. Santrock. (2015). Life Span Development; McGraw International Edition.


 





No comments:

Post a Comment