Pembelajaran dengan Gangguan Komunikasi
Defenisi
Gangguan komunikasi
mengganggu kemampuan untuk mengirimkan atau menerima ide, fakta, perasaan, dan
keinginan dan mungkin yang terlibat dalam bahasa, berbicara atau keduanya, meliputi
pendengaran, mendengarkan, membaca, atau menulis. Bahasa adalah komunikasi dari
suatu ide yang dikirimkan dan diterima oleh mereka, selanjutnya mengubah sistem
dari simbol-simbol yang digunakan berdasarkan aturan yang berlaku.
Gangguan
berbicara adalah gangguan dalam produksi dan penggunaan bahasa lisan. Gangguan
bahasa meliputi masalah-masalah dalam pemahaman dan pengungkapan.
Identifikasi
dan Karakteristik
Yang termasuk ke dalam
variasi komunikasi, yaitu:
A.
GANGGUAN
BAHASA
Gangguan komunikasi
tidak dapat dimengerti tanpa pengetahuan dari perkembangan bahasa yang normal.
Jadi, sebelum mendiskusikan gangguan bahasa dan berbicara, kita akan
mendeskripsikan tentang perkembangan bahasa yang normal.
Tidak ada orang yang
tahu persis bagaimana anak belajar bebahasa, tetapi kita tahu bahwa
perkembangan bahasa secara umum berkaitan dengan pematangan fisik, perkembagan
kognitif, dan sosialisasi. Nelson (1998) mendiskusikan 6 teori dari bahasa yang
dapat didominasi sebagai pembelajaran berkomunikasi. 6 teori tersebut adalah
sebagai berikut:
·
Belajar
berbahasa tergantung dari perkembangan otak dan juga fungsi kerja otak.
Gangguan bahasa terkadang merupakan hasil dari ketidakfungsian otak.
·
Belajar
berbahasa dipengaruhi oleh konsekuensi dari kebiasaan berbahasa. Gangguan
bahasa dapat menyebabkan pembelajaran yang tidak tepat.
·
Bahasa
dapat dianalisa sebagai pemasukan dan pengeluaran yang dikaitkan dengan cara
pemrosesan informasi. Kesalahan dalam pemrosesan mungkin merupakan alasan bagi
beberapa gangguan bahasa.
·
Bahasa
diperoleh dari proses biologi yang berisi aturan yang memerintah bentuk, isi,
dan penggunaan bahasa. Gangguan bahasa juga mengakibatkan kesalahan memperoleh
atau memakai aturan yang mengatur berbagai aspek dari bahasa, dan gangguan ini mungkin dapat
mengatasi dan membantu individu mempelajari berbagai aturan tersebut.
·
Bahasa
adalah satu dari banyak kemampuan kognitif. Gangguan bahasa menggambarkan
masalah dasar dalam berpikir dan belajar, dan terkadang gangguan ini
menunjukkan secara efekif dari berbagai kemampuan pengajaran kognitif yang
spesifik.
·
Bahasa
timbul dari kebutuhan untuk berkomunikasi di dalam interaksi sosial. Gangguan
bahasa merupakan kerusakan dalam kemampuan yang berhubungan secara efektif
dengan suatu lingkungan, dan lingkungan asli terkadang dapat dirancang untuk
mengajarkan dan mendukung interaksi yang lebih efektif.
Semua teori diatas
berisi unsur kebenaran yang ilmiah, tetapi tak satupun yang dapat menjelaskan
tentang perkembangan dan gangguan bahasa secara lengkap. masing-masing dari teori
tersebut memiliki manfaat dan kerugian untuk menilai gangguan bahasa dan
memikirkan interfensi yang efekif.
Gangguan berbahasa
dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi utama. Yang pertama yaitu
wewenang (tipe) dan etimologi (penyebab). Cara lain dari mengklasifikasikan
ganguan berbicara adalah berdasarkan dari dugaan penyebab atau hubungan
kondisi. Pengklasifikasian oleh penyebab memberikan dua tipe, yaitu primary dan
secondary.
1.
Gangguan
bahasa utama primer
Gangguan bahasa
tertentu merujuk pada gangguan bahasa yang penyebabnya tidak dapat di
identifikasi; itu adalah variasi akuisisi pada bahasa yang tidak terduga dan
tidak dapat di jelaskan. Gangguan ini menyebabkan terbatasnya kemampuan bahasa
yang besar dan bukan dikarenakan cacat intelektual, masalah persepsi yang
menandakan gangguan dalam belajar bahasa, masalah pendengaran dan lain-lain.
Seringnya gangguan ini melibatkan beberapa aspek bahasa. Masalah akademis
khususnya dalam membaca dan menulis adalah hal yang umum pada anak dengan
gangguan tersebut.
Keterlambatan
dini dalam berbicara merujuk pada keterlambatan anak dalam berbicara yang
signifikan. Contohnya seorang anak tidak mempunyai kosakata yang melebihi 50
kata atau hanya menggunakan 2 kata dalam setiap ucapannya pada umur 2 tahun,
dan kemampuan anak itu tidak akan tumbuh. Sekitar stengah dari anak yang
perkembangan bahasanya mengalami keterlambatan pada umur 2 tahun akan mengejar
keterlambatan perkembangannya dengan anak umur sebayanya, tetapi setengahnya
lagi tidak bias mengejar dan akan terus mengalami masalah bahasa selama tahun
sekolahnya.
Penurunan
kemampuan berbahasa berdasarkan membaca melibatkan masalah membaca yang
berdasarkan gangguan bahasa. Gangguan ini tidak bisa di deteksi sampai anak
belajar bagaimana caranya membaca. Anak-anak yang mengalami penurunan bahasa di
masa prasekolahnya akan mempunyai masalah membaca yang jelas pada saat mereka
kelas dua.
2.
Gangguan
bahasa sekunder
Literature
tentang gangguan bahasa sering mencakup diskusi tentang gangguan komunikasi
tertentu individu dengan cacat kondisi lainnya seperti cacat intelektual atau
gangguan spekstrum autisme.
Gangguan emosi
dan perilaku dapat berkisar dari anti social atau penarikan diri dari sosial ke
tingkah laku agresi yang berat. Anak-anak muda yang mempunyai gangguan bahasa
bisa saja memiliki kesulitan khusus dengan mengembangkan kemampuan interaksi
social mereka karena mereka tidak dapat memahami keadaan social dengan benar
dan memiliki kesulitan dalam mengekspresikan dirinya sendiri. Gangguan bahasa
pun dapat membatasi interaksi sosial seseorang dengan teman sebayanya.
B.
GANGGUAN
BERBICARA
Gangguan bicara adalah
gangguan yang sangat heterogen karena banyak tipe-tipenya, tingkatan dan
kombinasi yang ada. Gangguan berbicara menimbulkan berbagai tantangan dengan
kemampuan komunikasi anak-anak sekolah. Kami menyediakan penjelasan singkat
tentang gangguan utama yang mempengaruhi omongan anak umur sekolah. Gangguan
berbicara seringnya di rawat oleh ahli patologi.
Gangguan Fonologis
Gangguan fonologis
terjadi pada anak yang umurnya lebih muda daripada 9 tahun. Gangguan ini tidak
termasuk pada perkembangan anak muda dalam
ketidakbisaan anak untuk mengucapkan kata-kata dengan benar pada
umumnya. Penyebab gangguan ini biasanya tidak diketahui, tetapi karena beberapa
sebab anak dengan gangguan fonologis tidak mengerti peraturan untuk melafalkan
kata-kata dengan bahasa mereka.
Gangguan fonologi sulit
dibedakan secara konseptual dari gangguan artikulasi. Anak-anak dengan gangguan
artikulasi hanya mengalami kesulitan memproduksi suara dengan benar. Sebaliknya
anak-anak dengan gangguan fonologi terlihat memiliki representasi dalam miskin
bahasa.
Fonologi adalah hal
yang penting dalam literature. Kesadaran fonologi adalah pemahaman tentang struktur bunyi
bahasa; hal itu mencakup kemampuan untuk menyatukan suara menjadi kata-kata,
kata-kata segmen menjadi suara, dan sebaliknuya memanipulasi suara bahasa
lisan. Tanpanya seorang siswa tidak dapat memahami prinsip alphabet.
Gangguan Artikulasi
Gangguan artikulasi
melibatkatkan kesalahan dalam memproduksi suara. Masalahnya bukan bukan
berdasarkan masalah fonologi melainkan gangguan dimana individu menghilangkan,
mengubah atau menambah suara saat berbicara.
Kapan kesalahan dalam
artikulasi dinyatakan sebagai gangguan ? Itu tergantung dokter yang
menangananinya, yang di penilaian dokter tersebut dipengaruhi oleh pengalaman
dokter, berapa kali kesalahan terjadi dan tipe-tipe kesalahannya, konsistensi
kesalahannya, karakteristik usia dan perkembangan individu dan kejelasan
berbicara seseorang.
Anak-anak sering
membuat kesalahan dalam suara bicaranya pada saat mereka belajar untuk
berbicara. Banyak anak-anak tidak belajar untuk menghasil suara bicara yang
benar sampai mereka berusia 8 atau 9 tahun. Anak-anak sering membuat kesalahan
tersebut hingga mereka masuk sekolah.
Kurangnya kemampuan
untuk mengartikulasi suara pada saat mereka berbicara dengan benar bisa disebabkan oleh faktor
biologi. Sebagai contoh, kerusakan pada otak atau kerusakan pada syaraf yang
mengontrol otot yang digunakan pada saat berbicara dapat membuat seorang sulit
atau tidak mungkin untuk mengartikulasi suara.
Kebanyakan sekolah
menyaring semua murid baru yang mempunyai masalah dalam berbicara dan bahasa
dan dalam kebanyakan kasus seorang anak yang masih membuat banyak kesalahan
artikulasi di kelas tiga atau empat akan dirujuk untuk di evaluasi.
Gangguan Suara
Suara orang-orang yang
dianggap memiliki pola titinada, kenyaringan, dan kualitas. perubahan pola
titinada dan kenyaringan merupakan bagian dari pola tekanan berbicara. Kualitas
vokal terkait tidak hanya untuk produksi suara bicara, tetapi juga pada aspek
non linguistik berbicara. Gangguan suara meskipun sulit untuk dijelaskan dengan
tepat, karakteristik dari pola titinada, kenyaringan, dan/atau kualitas yang
kasar laring; dapat menghambat komunikasi; atau perbedaan yang sangat mencolok
dari kebiasaan bagi orang-orang dari usia tertentu, seks, dan latar belakang
budaya.
Gangguan suara dapat
hasil dari berbagai penyebab dan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori
utama termasuk gangguan fungsional, gangguan organik, dan gangguan neurologis. Salah
dalam mengguanakan suara pun dapat mempengaruhi kualitas suara yang di
produksi. Gangguan yang disebabkan oleh salah dalam menggunakan suara dapat
merusak jaringan laring begitu juga dengan merokok atau menghirup zat yang
mengiritasi pita suara. Seseorang yang memiliki masalah kejiawaan yang
mengakibatkan hilangnya suara secara utuh (aphonia) atau kelainan suara berat.
Gangguan suara pun dapat juga berakibat dari gangguan fisik rongga mulut atau
kerusakan pada otak dan syaraf yang megontrol rongga mulut.
Gangguan Kelancaran
Kemampuan berbicara
dikarakteristikan oleh beberapa gangguan dalam aliran berbicara. Terutama
ketika seseorang anak belajar untuk berbicara, kita dapat menyebutnya pengaruh
normal. Tipe yang paling sering dari gangguan kelancaran adalah bicara gagap.
Gagap berbeda dari pengaruh yang normal dalam kedua penilaian dan tipe dari
ketidaklancaran. Anak-anak yang gagap dihasilkan ketidaklancaran pada sebuah
tingkat yang lebih baik dari anak yang tidak gagap. Ketidaklancaran termasuk
bagian dari pengulangan kata (“A-aku ma-ma-mau…”), pemanjangan suara (“Itu
adalah ruuuumaaahku…”), dan suara yang tertahan (“Namaku M#ike…”). Gagap hanya
dapat muncul dari kedua hubungan perilaku yang diniatkan untuk menghindari atau
menghilangkan ketidaklancaran, seperti gerak isyarat, anggukan kepala, dan
kedipan mata.
Seorang anak yang gagap
harus dievaluasi dengan ilmu berbicara. Diagnosa dini sangat penting untuk
menghindari perkembangan gagap kronis.
Gangguan Kemampuan Berbicara
Gangguan
ini mungkin melibatkan pengaturan volume berbicara (dysarthria), atau
merencanakan dan mengoordinasikan bahasa (apraxia).
Dysarthria. Kesulitan berbicara mungkin
terjadi karena pada individu tidak dapat mangatur otot pernapasan, laring,
kerongkongan, lidah, rahang, ataupun bibir. Dysarthria dikarakteristikan oleh
keterlambatan, kesulitan, dan ketidaktepatan berbicara.
Apraxia. Apraxia dikarakteristikan oleh gangguan
kemampuan menata untuk mengungkapkan apa yang ingin dia katakan.
Edukasi
Sudah banyak anak
dengan kebutuhan khusus apapun masuk ke dalam kelas umum. Ini berarti semua
guru harus sadar bagaimana mereka bisa mengatasi masalah bahasa di dalam kelas.
Guru juga harus sadar bagaimana cara mengatasi antara anak yang normal dengan
anak berkebutuhan khusus. Guru harus memahami anak berkebutuhan khusus seperti
mendengarkan, berempati sesuai kebutuhan anak tersebut.
Memfasilitasi
Penggunaan Sosial Bahasa
Kelas menawarkan banyak
kemungkinan untuk pembelajaran bahasa. Kelas ini harus menjadi tempat dimana
kesempatan yang ada berkelanjutan untuk
murid-murid dan para guru menggunakan bahasa dan memperoleh umpan
baliknya.
Para guru membutuhkan
asisten spesialis berbicara-berbahasa dalam menilai kecacatan berbahasa para
murid dan dalam merancang intervensi. Belajar bagaimana menjadi jelas,
berhubungan, dan informatif, serta bagaimana caranya mendapatkan perhatian dari
pendengar bukan hanya untuk pelajar yang mengalami gangguan bahasa tetapi juga
untuk para guru.
Cara Tanya-jawab
Satu contoh cara dari
peran seorang guru dalam menangani anak berkebutuhan khusus adalah dengan
bertanya. Guru harus sering menanyakan dalam ruangan tersebut untuk
mengidentifikasi kelemahan mereka. Guru dapat menggunakan strategi Tanya-jawab
untuk membantu murid berpikir untuk menyelesaikan masalah mereka. Ketika murid
gagal untuk menjawab pertanyaan yang sulit karena informasi dan kemampuan
mereka yang terbatas, guru harus memformulasikan lagi masalahnya menjadi lebih
ringan.
No comments:
Post a Comment