Wednesday 19 August 2015

Psychoanalytic Theory


                                                             Psychoanalytic THEORY

A. Pengertian

Psychoanalitic theory menggambarkan perkembangan sebagai alam ketidaksadaran yang sangat diwarnai dengan emosi. Psychoanalytic theory menekankan bahwa perilaku hanya sebagai permukaan karakteristik dan sebuah pemahaman yang benar tentang perkembangan yang membutuhkan analisis dari makna simbolis perilaku dan cara kerja mendalam tentang pikiran. Psychoanalytic theory juga menekankan bahwa pengalaman awal dengan orang tua secara ekstensif membentuk perkembangan. Karakteristik ini yang disorot oleh Sigmund Freud sebagai teori perkembangan yang utama.



B. Tokoh dan Teori

1. Sigmund Freud (Psikosexual)

Freud mendengar, memeriksa, dan menganalisa pasiennya, ia yakin bahwa masalah mereka adalah hasil dari pengalaman awal kehidupan. Freud mengemukakan bahwa, pertumbuhan yang dialami oleh anak-anak terfokus akan kesenangan dan implus seksual yang meliputi:



1. Fase Oral (Lahir-1 ½ thn)

Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi merasakan kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.

Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. Fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah dengan minum, merokok, makan, atau menggigit kuku.



2. Fase Anal (1 ½ - 3 thn)

Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet – anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.

Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua melakukan pendekatan pelatihan toilet. Orang tua memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk penggunaan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang kompeten, produktif dan kreatif.



3. Fase Phalic ( 3 – 6 thn )

Pada tahap phallic, fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu mereka. Kompleks Oedipus menggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah. Namun, anak juga memiliki kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini, Freud menyebut pengebirian kecemasan.



4.Fase Latent ( 6 – 11 thn )

Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri. Freud menggambarkan fase latent sebagai salah satu yang relatif stabil.

5.Fase Genital ( 11 tahun ke atas )

Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.





Grafik Image of Human Nature Sigmund Freud

Keterangan :

Grafik tersebut dibuat oleh D.P. Schultz dan S.E. Schultz merupakan analisa sendiri oleh pengarang tentang teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.

· Pada kolom pertama, bahwa perkembangan individu lebih cenderung memiliki sifat Determinism (sudah ditetapkan)

· Pada kolom kedua antara Nature (biologis) dan Nurture (lingkungan) menjelaskan bahwa perkembangan individu seimbang antara keduanya.

· Pada kolom ketiga berdasarkan Past Experiences (pengalaman masa lalu) dan Present Experiences (pengalaman masa sekarang) menjelaskan bahwa perkembangan individu lebih cenderung terfokus akan pengalaman masa lalunya.

· Pada kolom keempat menjelaskan bahwa di dalam masa perkembangannya individu memiliki dua sifat yang seimbang, yang berupa Uniqueness (ego & superego) yaitu sifat yang menjadi ciri khas individu tersebut dan Universal (Id) yaitu sifat umum yang dimiliki setiap individu.

· Menjelaskan bahwa perkembangan individu adalah proses yang seimbang.

· Menjelaskan bahwa di dalam diri seorang individu lebih cenderung memiliki sifat Optimis dibanding dengan sifat Pesimis.





2. Erickson ( psychosocial theory )

Erik Erikson (1902-1994), Seorang ahli psikoanalisis kelahiran Jerman yang pada awalnya adalah seperjuangan dengan Freud di Wina, memodifikasi dan mengembangkan teori Freud dengan cara menekankan pengaruh pada masyarakat terhadap perkembangan kepribadian. Erikson juga merupakan pelopor yang mengambil sudut pandang tentang kehidupan.



Teori psikososial mencakup delapan tahapan sepanjang rentang hidup, yaitu :

1. Basic Trust vs Mistrust (Percaya vs Tidak percaya): 0-1 tahun

} Belajar untuk merasa nyaman dan percaya akan perawatan orang tua, atau mengembangkan ketidakpercayaan yang mendalam dari dunia yang dianggap tidak aman.

2. Autonomy vs Shame and Doubt (Otonomi vs Rasa Malu dan Ragu): 1-3 tahun

} Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tumbuh kembang seperti dalam motorik kasar dan halus: berjinjit, memanjat, berbicara, menggunakan toilet, bermain sendiri,

mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.

3. Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah): 3-5 tahun

} Menggunakan inisiatif sendiri dalam merencanakan dan melaksanakan rencana atau tidak bisa hidup dalam batas-batas orang tua. Pada tahap ini anak mulai inisitif berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya dan berinisiati mencari tahu.

} Mengembangkan rasa bersalah atas perilaku. Jika anak melakukan kesalahan mereka memilih diam, sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk menghindari suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.

4. Industry vs Inferiority (Industri vs Inferioritas): 5-11 tahun

} Pada fase ini anak akan belajar menyelesaikan tugas dari guru, timbul rasa tanggungjawab dan mulai senang belajar bersama temannya.} Apabila dirinya kurang mampu dibanding temannya maka akan timbul rasa rendah diri

5. Identity vs Role Confusion (Identitas vs Difusi Peran): 11-18 tahun

} Di dalam tahap ini lingkup lingkungan semakin luas, tidak hanya di lingkungan keluarga atau sekolah, namun juga di masyarakat. Pencarian jati diri mulai berlangsung dalam tahap ini. Apabila seorang remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang baik pula. Namun sebaliknya, jika remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang baik maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut.

6. Intimacy vs Isolation (Intimasi vs Isolasi): 18-40 tahun

} pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu.

7. Generativity vs Stagnation (Generativitas vs Stagnasi): 40-65 tahun

} Pada fase ini mereka melanjutkan membangun hidupnya dan berfokus terhadap karir dan keluarga. Tumbuh nilai pemeliharaan, yang ditandai dengan adanya kepedulian, keinginan memberi perhatian, berbagi dan membagi pengetahuan, serta pengalaman kepada orang lain.

8. Integrity vs Despair (Integritas vs Keputusasaan): 65 tahun sampai kepada kematian

} Ini merupakan tahap yang sulit dilewati karena orang pada masa ini cenderung melakukan introspeksi diri. Mereka akan memikirkan kembali hal-hal yang telah terjadi pada masa sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Jika dalam masa sebelumnya orang tersebut memiliki integritas yang tinggi dalam segala hal dan banyak mencapai keberhasilan maka akan menimbulkan kepuasan di masa senja nya. Namun sebaliknya, jika orang tersebut banyak mengalami kegagalan maka akan timbul keputus asaan.



Grafik Image of Human Nature Erik Erickson

Keterangan :

Grafik tersebut dibuat oleh D.P. Schultz dan S.E. Schultz merupakan analisa sendiri oleh pengarang tentang teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.

· Pada kolom pertama, bahwa perkembangan individu memiliki sifat seimbang antara Free will (kebebasan) dan Determinism (sudah ditetapkan)

· Pada kolom kedua antara Nature (biologis) dan Nurture (lingkungan) menjelaskan bahwa perkembangan individu seimbang antara keduanya.

· Pada kolom ketiga berdasarkan Past Experiences (pengalaman masa lalu) dan Present Experiences (pengalaman masa sekarang) menjelaskan bahwa perkembangan individu memiliki keseimbangan pada setiap masa yang dilaluinya.

· Pada kolom keempat menjelaskan bahwa di dalam masa perkembangannya individu memiliki dua sifat yang seimbang, yang berupa Uniqueness (ego & superego) yaitu sifat yang menjadi ciri khas individu tersebut dan Universal (Id) yaitu sifat umum yang dimiliki setiap individu.

· Menjelaskan bahwa perkembangan individu lebih menunjukkan pada tahap pertubuhan (growth) yang signifikan dibanding menetap (equilibrium).

· Menjelaskan bahwa di dalam diri seorang individu lebih cenderung memiliki sifat Optimis dibanding dengan sifat Pesimis.



3. Carl Jung

Carl Jung adalah dokter muda yang bekerja di rumah sakit psikiatrik di Switzerland, ketika dia membaca tugas frued, interperstasi dari mimpi. Jung segera ikut dalam lingkaran pengikut freud sebagai anggota yang berpengaruh, jung memberikan pemikiran yang menggunakan ide freud yang menjelaskan tentang beberapa kekerasan mental, tetapi akhirnya jung mempetanyakan pemikiran Freud tentang motivasi seksual. Perbedaan pendapat ini membuat adanya dari hubungan personal dan professional.

Jung mengambil pandangan yang lebih dalam mengenai kepribadian dibandingkan Freud yang berkonsentrasi pada tahap awal kehidupan dan melihat terlebih dahulu setelah usia lima tahun. Jung tidak menempatkan tahap perkembangan sedetail Freud tapi dia menuliskan periode secara spesifik dan keseluruhan mengenai perkembangan.

Tahap perkembangan Carl Jung :

1. Tahap anak-anak

Pada tahap ini perkembangan ego dimulai ketika anak membedakan diri sendiri dengan orang lain.

2. Tahap pubertas menuju dewasa

Remaja harus beradaptasi pada perkembangan tuntutan pada realita. Fokus terhadap dunia luar seperti pendidikan , karir dan keluarga.

3. Usia pertengahan periode

Masa transisi dimana lebih fokus terhadap perubahan kepribadian dari luar kedalam usaha untuk menyeimbangkan uncounscious dengan councious.



Grafik Image of Human Nature Carl Jung

Keterangan :

Grafik tersebut dibuat oleh D.P. Schultz dan S.E. Schultz merupakan analisa sendiri oleh pengarang tentang teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud.

· Pada kolom pertama, bahwa perkembangan yang dialami individu memiliki kecenderungan yang sama antara sifat Free will (bebas) dan sifat Determinism (sudah di tetapkan)

· Pada kolom kedua antara Nature (biologis) dan Nurture (lingkungan) menjelaskan bahwa perkembangan individu lebih dipengaruhi oleh keadaan biologisnya.

· Pada kolom ketiga berdasarkan Past Experiences (pengalaman masa lalu) dan Present Experiences (pengalaman masa sekarang) menjelaskan bahwa perkembangan individu lebih cenderung terfokus akan pengalaman masa lalunya.



· Pada kolom keempat menjelaskan bahwa di dalam masa perkembangannya individu memiliki dua sifat yang seimbang, yang berupa Uniqueness (ego & superego) yaitu sifat yang menjadi ciri khas individu tersebut dan Universal (Id) yaitu sifat umum yang dimiliki setiap individu.

· Menjelaskan bahwa perkembangan individu lebih cenderung pada sifat pertumbuhannya.

· Menjelaskan bahwa di dalam diri seorang individu lebih cenderung memiliki sifat Optimis dibanding dengan sifat Pesim







DAFTAR PUSTAKA



Santrock J.W. (2013). Life - Span Development (14th ed.). New York: Mc Graw Hill.

Schultz P. Duane & Schultz Sydney Ellen. (2005). Theories of Personality (8th ed). United State of America: Wasdhworth Cengage Learning.

Lahey. (2012). Psychology And Intoduction (8th ed.). New York : Mc Graw Hill.


























No comments:

Post a Comment